Kamis, 16 Februari 2017

Resensi novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991

BAB I
Pendahuluan
Latar belakang
Penulis memilih novel ini karena novel ini mempunyai alur dan jalan cerita yang sangat unik. Penulis memilih novel ini karena novel ini sangat bagus, mulai dari pengambilan katanya yang bias membuat pembaca menjadi terharu atau sesuai kondisi yang lainnya, bisa dibilang sampai ke hati pembaca.
Rumusan masalah
Apa manfaat membaca novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991 karangan Pidi Baiq?
Bagaimana unsur intrinsik novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991 karangan Pidi Baiq?
Tujuan
Ingin mengetahui manfaat novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991
Ingin mengetahui unsur intrinsik novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991
BAB II
Isi
Tema
Tema adalah gagasan pokok atau isi cerita. Tema dalam novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991 menceritakan tentang Dilan dan Milea ketika mereka mulai berpacaran sampai mereka menjalani kehidupannya masing-masing.
Latar setting
Kamar Milea : Malam ini, tanggal 25 januari 2015, pukul 22.19 WIB dan sepi, aku sedang dikamarku, menikmati kopi susu … (Hal 13)
Jalan Buah Batu :  Waktu itu aku dan Dilan berdua naik motor menyusuri jalan Buah Batu untuk mengantar aku pulang. (Hal 28)
Rumah Milea : Di rumah, kudapati Ibu sedang nelepon, Airin sedang main game Nintendo, si Bibi sedang nyetrika. (Hal 38)
Di sekolah : Hari itu, di sekolah, tidak ada kegiatan belajar karena guru-guru sedang rapat untuk persiapan pembagian rapor yang akan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 26 Desember 1990. (Hal 80)
Jalan Banteng : Setelah selesai dari rumah sakit Muhammadiyah, kami pulang, menuyusuri Jalan Banteng yang dulu masih sepi. (hal84)
Jalan Burangrang : Dari Jalan Sadakeling, kami masuk ke Jalan Burangrang, terus belok ke Jalan Gatsu (Gatot Subroto). (Hal 114)
Jalan Gatot Subroto : Ketika mulai turun gerimis, kami masuk ke jalan Gatot Subroto, terus belok kea rah Jalan Malabar. (Hal 115)
Rumah Tante Anis : ketika tiba di rumah Tante Anis, aku melihat Ayah, Ibu dan Airin sedang ngobrol di teras rumah bersama tante Anis dan yang lainnya … (Hal 128)
Di luar rumah : Di luar rumah aku dan Yugo duduk di ayunan yang ada di bawah pohon jambu itu. (Hal 134)
Trina : “Mereka sekarang lagi pada ngumpul di Trina.” Kata Piyan. (Hal 141)
Mobil Yugo : Aku di mobil katana bersama Yugo, tapi aku tidak berpikir sedang berkencan dengannya … (Hal 169)
Gedung GGM : Ada telepon umum tidak jauh dari situ, yaitu di depan Gedung Generasi Muda (GGM). (Hal 175)
Lorong kelas : Saat itu, kami pada berdiri di lorong kelas. (Hal 198)
Kantin : Beberapa saat kemudian, kami berada dalam kantin karena acara pembagian rapor masih belum di mulai. (Hal 198)
Mobil Bunda Dilan : Aku pulang naik mobil Bunda. (Hal 211)
Rumah Bunda Dilan : Ketika sudah sampai  di rumah Bunda, kami masuk di iringi anjing menggonggong yang tetap duduk di kandangnya. (Hal 217)
Di pinggir lapang basket : Kami berkumpul di pinggir lapang basket. (Hal 223)
Warung Bi Eem : Dari warung Bi Eem aku kembali ke sekolah. (Hal 227)
Kantor polisi : Sepulang dari sekolah, setelah menyelesaikan urusan porseni, kira-kira pukul 2 siang, aku langsung pergi ke kantor polisi untuk segera besuk Dilan. (Hal 232)
Suasana : Mengharukan
Tokoh dan penokohan
Milea : memiliki karakter setia, khawatiran dan emosian.
“Ikuti mauku!
Dilan diam memandangku.
“Ikuti mauku, jangan nyerang atau kita putus!!! Kataku. (Hal 147)
Dilan : memiliki karakter yang humoris, romantis, bandel/nakal dan seseorang yang pintar.
“Malahan kalau kamu ninggalin aku, aku ga bisa apa-apa.” Kata Dilan
Aku diam.
“Bisaku cuma mencintaimu.” Katanya tersenyum. (Hal 237)
Beni : memiliki karakter yang ikhlas
“Itu pacarmu?” Tanya Beni sambil tersenyum
“Cakep gak?” Aku malah balik nanya
“Pacarmu?’
“Iya”
“Oh, pergi dulu ya,”
“Hati-hati”
“Selamat ya, hehehe”
“Makasih” aku tersenyum. (Hal 167)
Yugo : memiliki karakter yang bertingkah semaunya dan tidak tau diri.
“Yugo senang bertemu kamu”
“Ini mau nonton apa mau ngobrol?” tanyaku
“Yugo lebih suka ngobrol sama kamu.”
Lalu ia kalungkan tangan kirinya dileherku.
Heh? Jantungku berdebar-debar saat aku menyadari apa yang terjadi. (Hal 173)
Bang Fariz : memiliki karakter yang menjaga rahasia seseorang dan menepati janjinya.
“Kalau Bang Fariz tetap bilang, Bang Fariz gak boleh datang lagi ke rumah Lia.”
“iya” katanya
“Janji?’
“Iya.”
Ibu Milea : memiliki karakter yang sangat baik, mengerti perasaan orang lain dan sangat peduli.
“Jangan pulang malam,” kata Ibu
“Siap, Bu.” Kujawab. (Hal 252)
Bunda Dilan : memiliki karakter yang baik, tegas, humoris, mengetahui perasaan orang lain dan sangat peduli.
“Ngejelasinnya gimana? Anakku harus ngaku dia yang salah?” Tanya Bunda.
“Ya, gak usah bilang gitu. Yaaa, gimana ya, pokoknya bilang kalau Anhar gak salah aja.”
“Ah pusing kali ngomong sama Ibu ini.” (Hal 208)
Ayah Dilan : memiliki karakter disiplin, baik, humoris dan sangat tegas.
“Nanti, saya ajak ayahmu panco” kata ayahnya Dilan sambil ketawa.
“Saya harus menang.”
“Kenapa?” kutanya sambil senyum.
“Biar anaknya boleh di nikahin anak saya.”
“Hahaha.” (Hal 219)
Ayah Milea : memiliki karakter baik dan peduli
Pak Dedi : memiliki karakter genit dan selalu menyombongkan dirinya.
Anhar : memiliki karakter yang antagonis, tidak peduli wanita dan mudah memukul seseorang.
Kang Adi : memiliki karakter yang selalu ingin dipuji dan melakukan sesuatu dengan memanfaatkan seseorang
Piyan : memiliki karakter yang baik, selalu member informasi yang baru dan menjadi pencerita atau pendengar yang baik.
Wati : memiliki karakter sebagai pendengar yang baik dan menyayangi orang disekitar.
Alur
Alur di dalam novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991 adalah maju mundur.
 Malam ini, Minggu, tanggal 25 Januari 2015, pukul 22:19 Waktu Indonesia bagian Barat dan sepi, aku sedang di kamarku menikmati kopi susu, setelah tadi baru selesai shalat Isya, dan terus makan rambutan yang kubeli sepulang dari mengantar suamiku ke stasiun kereta api karena ada urusan pekerjaan di Cirebon. Sedangkan, anakku sudah tidur di kamarnya dari sejak pukul sembilan tadi.” (Hal 13-14)
 Sudut pandang
Cara pengarang menempatkan dirinya sebagai Milea atau pelaku utama (aku).
Gaya bahasa
Gaya bahasa dalam novel ini cenderung melayu, namun tetap sederhana dan mudah di mengerti.
Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991 tentang kebaikan, kesopanan, mudah bergaul,romantis, berani, jujur dan tegas.
Amanat : Jika ingin membuat seorang wanita jatuh cinta, maka seorang laki-laki harus mahir merangkai kata dan bila ingin mengungkapkan cinta, gunakan taktik yang kreatif dan berbeda pada umumnya.


BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan setelah membaca novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991
      Kesimpulannya adalah perjuangan yang keras tidak akan menghianti hasil, jadi jika anda ingin mendapatkan seseorang anda harus berjuang sampai bisa meluluhkan hatinya.
      Kesimpulan di novel ini juga adalah sebaik-baik dan bahagianya suatu hubungan, pasti akan ada perselisihan antara dua pihak yang mungkin bisa menyebabkan perpisahan.
3.2 Saran setelah membaca novel Dilan dia adalah Dilanku tahun 1991
      Jika bersaing, gunakanlah persaingan yang bersih dan baik, tidak menggunakan unsur kekerasan yang bisa menyebabkan kecelakaang yang fatal.
     Berilah informasi yang penting terhadap orang yang bersangkutan agar orang yang bersangkutan bisa menyelesaikan masalahnya tersebut.